Silakan masukkan kata kunci pada kolom pencarian

Apa Perbedaan Obligasi dan Saham dalam Investasi

Daftar Isi

Apa Perbedaan Obligasi dan Saham dalam Investasi

Obligasi dan saham adalah dua instrumen pasar modal yang paling dikenal. Apa beda keduanya dan mana pilihan investasi terbaik?

Terdapat berbagai pilihan instrumen keuangan di pasar. Penting mengetahui fitur dan manfaat instrumen - instrumen tersebut sebelum masuk ke dalamnya.

Salah satunya adalah obligasi dan saham.

Perbedaan utama obligasi dan saham adalah soal kepastian imbal hasil atau return, yaitu return saham tidak pasti karena berfluktuasi dan return obligasi sudah pasti jika dipegang sampai jatuh tempo.

Namun, masih banyak perbedaan lainnya dari kedua instrumen pasar modal ini.

Berikut ini apa bedanya manfaat dan keuntungan obligasi, dan saham, yang penting untuk kita catat:
 

1. Return Investasi

Return paling tinggi ada di saham, lalu obligasi. Tinggi rendahnya return dipengaruhi oleh tingkat resiko.

Obligasi menawarkan return di kisaran 5% sd 12% setahun untuk bunga obligasi.

Pembayaran pokok dan bunga kepada investor pemegang obligasi telah ditetapkan ketika obligasi diterbitkan. Itu sebabnya obligasi disebut sebagai pendapatan tetap karena jadwal penerimaan kas sudah ditentukan sejak awal.

Satu hal yang membuat obligasi sangat menarik adalah return yang ditawarkan. Contohnya, Pemerintah Indonesia memberikan return obligasi pemerintah dalam bentuk bunga yang dibayarkan rutin setiap bulan.

Bunga obligasi ini bisa berbeda - beda tergantung seri obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Berbagai bunga ORI yang pernah diterbitkan Pemerintah Indonesia, saya susun dalam tabel berikut:

ObligasiBunga
ORI00112,05%
ORI0029,28%
ORI0039,40%
ORI0049,50%
ORI00511,45%
ORI0069,35%
ORI0077,95%
ORI0087,30%
ORI0096,25%
ORI0108,50%
ORI0118,50%
ORI0129,00%
ORI0136,60%
ORI0145,85%
ORI0158,25%
ORI0166,80%

Kita bisa melihat bahwa kupon di setiap seri ORI bisa berbeda beda.

Yang jelas kupon ORI lebih tinggi dari bunga deposito.

Pajak yang dikenakan atas kupon ORI adalah Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 15%. Tingkat pajak ini lebih rendah dibandingkan dengan pajak atas deposito sebesar 20%

Setiap bulan, Pemerintah Republik Indonesia akan membayar bunga kepada pemegang ORI.

Jadi, ORI bisa menjadi sumber passive income. Paling tidak 3 tahun atau lebih, tergantung tenor obligasi pemerintah.

Saham menawarkan return paling tinggi. Return saham bisa mencapai 15% sd 20% setahun.

Keuntungan dari investasi saham diperoleh dari dua sumber utama, yaitu:

  • Kenaikan harga saham (capital gain). Harga saham setiap saat mengalami perubahan dan investor yang membeli bisa mendapatkan keuntungan dari harga saham yang meningkat dibandingkan harga beli.
  • Pembayaran Dividen. Perusahaan bisa membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham.

Berikut ini adalah kinerja return saham di Indonesia, yang tercermin dari IHSG, yaitu:

Kinerja IHSG Saham
Kinerja IHSG Saham


Harga saham meningkat 14 kali lipat dalam kurun waktu 20 tahunan. Return saham paling superior di antara instrumen keuangan lainnya, termasuk dengan obligasi.
 

B. Resiko Investasi

Resiko investasi di obligasi lebih rendah dibandingkan di saham.

Berikut ini kemungkinan resiko dari obligasi:

  • Risiko Gagal Bayar. Risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan (baik pokok maupun kupon) dari penerbit pada saat jatuh tempo.
  • Risiko pasar (market risk). Potensi kerugian (capital loss) dari turunnya harga obligasi akibat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keseluruhan dari penerbit maupun pasar keuangan, diantaranya perubahan suku bunga, perubahan fundamental ekonomi dan kondisi politik yang tidak stabil.
  • Risiko Likuiditas (liquidity risk). Risiko investor tidak dapat menjual produk investasi yang dimilikinya apabila sebelum jatuh tempo membutuhkan dana tunai.

Karena itu, resiko obligasi sangat ditentukan oleh siapa penerbit obligasi. Obligasi pemerintah punya resiko kecil karena pemerintah yang menerbitkan obligasi.

Saham, jelas, punya resiko paling tinggi diantara yang lain. Harga saham bisa naik turun dengan sangat tajam setiap harinya.

Kerugian dalam investasi saham bisa terjadi karena:

  • Penurunan harga saham (capital loss). Harga saham menurun yang membuat nilai beli saham lebih tinggi dibandingkan harga saham saat ini.
  • Delisting. Perusahaan dihapus atau delist dari Bursa saham sehingga sahamnya tidak bisa ditransaksikan lagi di bursa. Alasan utama delist adalah kinerja yang sangat buruk yang menyebabkan perusahaan tidak memenuhi kriteria bursa untuk tercatat di bursa saham.

Resiko investasi di saham mengikuti risiko korporasi yang menjadi dasar kinerja harga saham di bursa efek.

Kalau di obligasi, bunga sudah dipatok sejak awal sehingga investor yang memegang obligasi sampai jatuh tempo akan mendapatkan imbal hasil sesuai dengan bunga yang sudah ditetapkan.
 

C. Likuiditas Mudah Dijual Tidaknya

Obligasi tidak mudah dicairkan sebelum jatuh tempo. Pencairan obligasi sebelum jatuh tempo hanya bisa dilakukan dengan menjual di pasar sekunder, yang harga jual belinya tergantung dinamika pasar.

Saham bisa dicairkan dengan mudah, dengan menjual di bursa efek. Namun, harga yang diperoleh tidak pasti, tergantung kondisi pasar.

Dalam kondisi saham tidak likuid di pasar, penjualan akan tidak mudah. Ada risiko saham tidak bisa dijual karena tidak ada yang beli di pasar.
 

D. Jaminan Pemerintah

Saham dan Obligasi tidak ada penjaminan, semua resiko ditanggung oleh pemilik dana. Meskipun kita bisa melakukan sejumlah hal untuk mengelola resikonya.

Berikut ini adalah contoh penawaran obligasi dari Pemerintah Republik Indonesia:

Obligasi ORI Pemerintah
Obligasi ORI Pemerintah


E. Jumlah Investasi

Minimum investasi di saham adalah senilai 100 lembar saham dikali harga saham yang ingin dibeli saat itu. Kenapa 100 lembar?

Karena ketentuan pembelian saham di bursa efek adalah minimum 1 lot, artinya 100 lembar saham.

Minimum investasi di obligasi lebih besar. Paling tidak harus menempatkan uang Rp 5 juta untuk pembelian obligasi.
 

Persamaan Obligasi, Saham

Obligasi, dan saham memiliki satu kesamaan, yaitu instrumen investasi yang memberikan imbal hasil.

Obligasi memberikan return dalam bentuk bunga yang jumlahnya tetap. Saham memberikan return yang tidak tetap dalam bentuk capital gain dan dividen.

Persamaan lain adalah obligasi dan saham sama - sama punya resiko. Artinya, ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
 

Investasi Terbaik, Obligasi atau Saham

Saya merekap persamaan dan perbedaan Obligasi dan Saham.

Hasilnya adalah:

  1. Return. Saham menawarkan return diatas Obligasi.
  2. Resiko. Risiko obligasi menengah, resiko saham paling tinggi
  3. Likuiditas. obligasi dan saham bisa dijual secara cepat meskipun harganya tidak bisa dijamin.

Dari perbandingan ini, kita bisa melihat bahwa Obligasi dan Saham punya keunggulan dan kelemahannya sendiri - sendiri.

Tidak ada yang lebih unggul.

Saham cocok untuk mereka yang menginginkan return tinggi dan siap menerima resikonya. Perlu melakukan diversifikasi portofolio dalam investasi saham untuk mengelola tingginya tingkat resiko.

Obligasi menawarkan tingkat return menengah dengan tingkat resiko sedang. Namun likuiditas obligasi tidak cukup baik.

Dari sini, kita bisa lihat bahwa tidak ada instrumen investasi yang fit for all.

Tugas kita sebagai investor adalah memiliki tujuan keuangan yang jelas. Tujuan tersebut yang akan mengarahkan kita untuk memilih instrumen mana yang paling sesuai.

Sayangnya, banyak orang tidak punya tujuan keuangan saat memilih investasi. Contohnya, “tidak tahu tahu untuk apa melakukan investasi”.

Akibatnya, tanpa tujuan keuangan akan menghasilkan pilihan instrumen yang salah. Tidak bisa mewujudkan apa yang diinginkan.

Bagikan Melalui

Daftar Isi

Berlangganan Duwitmu

Artikel Terkait